Nyadran, Rekreasi di Bulan Syawal

Berkunjung ke sanak saudara sambil membawa beberapa makanan khas daerah di bulan Syawal, merupakan tradisi yang pasti dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Kota Brebes, Jawa Tengah.

KARNOTO-BREBES-JATENG

Kebiasaan ini dikenal dengan istilah nyadran. Tidak ada yang tahu kapan dan siapa yang memulai kebiasaan ini. Namun, tradisi yang biasanya dilakukan setiap usai shalat Idul Fitri hingga tiga hari pasca Lebaran ini, masih terus dilakukan oleh masyarakat Kota yang terkenal Bawang Merah hingga kini.

Hilir mudik warga menghiasi gang-gang di perkampungan di seluruh desa untuk menghampiri keluarga yang dianggap tertua. Tak heran, jika rumah keluarga tertua akan ramai dikunjungi keluarganya yang lebih muda. Dalam kunjungannya, orang akan selalu membawa tas dengan berbagai model. Mulai dari tenunan kain sampai tas yang terbuat dari kulit bambu yang telah dianyam.

Bagi orang yang dikunjungi juga harus bersiap-siap menyediakan makanan yang dimiliki. Tak heran, meskipun berangkat nyadran tasnya berisi, ketika pulangkan pun tasnya masih berisi. Isi makanan tergantung status sosial masyarakat setempat. Namun, biasanya tetap ada makanan khas yang dibuat dua hari sebelum Idul Fitri, seperti rongeh-rongeh yaitu jenis makanan gorengan yang terbuat dari aci dicampur daun seledri dan kacang hijau.

Selain itu, ada makanan yang bernama rengginang yaitu jenis makanan terbuat dari ketan yang telah dibentuk lingkaran. Tak ketinggalan lepet, jenis makanan yang bahannya ketan dan dibentuk bulat memanjang. Untuk jenis makanan yang satu ini hampir dipastikan ada di tiap-tiap rumah warga.

Aktivitas berkunjung di bulan Syawal biasanya dilakukan hingga tiga hari setelah Idul Fitri. Tradisi yang dilakukan turun temurun ini dimaksudkan untuk menjaga tali silaturahmi antar keluarga, terutama bagi orang yang merantau di luar daerah.

Bagi anda yang bukan asli Brebes dan kebetulan memiliki keluarga di kota ini. Tak ada salahnya memanfaatkan momen lebaran mengikuti rekreasi nyadran ini. Namun, anda harus menyiapkan stamina tubuh karena hampir dipastikan setiap detik ada tamu yang berkunjung ke rumah anda. Ini akan ditemui jika kita atau saudara kita adalah orang yang dituakan.

Berarti yang muda bisa santai dong?, tidak juga karena justru yang mudalah harus rajin berkunjung ke saudara yang tua dan biasanya lokasi rumahnya berjauhan. Bahkan, kemungkinan bisa berbeda kampung atau kecamatan. Kalau ini yang terjadi maka berarti tenaga dan uang harus disiapkan.

Namun, jika tradisi nyadran ini dilakukan dengan penuh kebahagiaan tanpa beban maka akan menjadi rekreasi pertama kita di bulan Syawal. Kita bisa menikmati menu makanan khas di tiap-tiap desa dan tak ketinggalan akan menemukan makna Idul Fitri yaitu mengikat persaudaraan diantara keluarga.

Kalau kita tidak melakukan nyadran apa yang akan terjadi?. Anda akan mendapatkan sanksi moral berupa cap sebagai orang yang tidak tahu diri dan sanksi ini bisa berakibat buruk bagi hubungan persaudaraan.


0 Response to "Nyadran, Rekreasi di Bulan Syawal"