Sekolah “Tarzan” di Kesultanan Banten

Tak ada pakain seragam yang dikenakan para siswa, belajar pun seperti sedang bermain. Bahkan, gedung sekolah tak lazim karena hanya terbuat dari bahan bambu dan kayu lempengan, mirip rumah “Tarzan” yang sering kita lihat di layar televisi..

KARNOTO-SERANG-BANTEN

Potret sekolah seperti ini dapat kita saksikan di sekolah peradaban, sebuah sekolah yang memadukan metode pembelajararan menyatu dengan alam. Di sekolah ini nyaris tidak akan kita temukan suasana belajar seperti yang kita rasakan saat masih duduk di bangku sekolah dasar beberapa tahun lalu.

Para siswa seperti sedang bermain-main dengan seorang kakak. Mulai dari permainan sepakbola, meluncur dengan menggunakan tali, menaiki pohon, berjalan di atas tali yang dibuat seperti sarang laba-laba sampai permainan bercocok tanam. Aktivitas seperti ini hampir dilakukan setiap hari.

Andaikan saja saya atau mungkin anda, saat ini masih anak-anak hampir dipastikan akan memilih sekolah ini karena memang usia anak adalah masa bermain. Suasana alam sudah terasa saat memasuki pintu gerbang sekolah yang terbuat dari papan kayu. Jarak 10 meter dari pintu gerbang kita akan melihat sarang laba-laba buatan yang terbuat dari seutas tali, di atas pohon ada papan mirip kursi mini.

Tempat inilah yang dijadikan arena outbound pada hari-hari tertentu. Pada bagian utara terdapat bangunan bertingkat yang terbuat dari kayu lempengan. Di ruang utama ini terlihat beberapa unit komputer, album kegiatan siswa dan sejumlah alat peraga. Ruangan inilah yang dijadikan kantor sekaligus ruang guru.

Sementara pada sisi timur ruang guru, terdapat tiga unit bangunan yang nyaris sama. Hanya saja, di tiga ruang ini tidak ada computer yang ada hanyalah papan tulis dan beberapa lukisan hasil karya para siswa. Sekolah yang didirikan tiga tahun lalu ini terletak di kawasan Sepang, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten.

Hamparan rumput hijau di sekitar sekolah membuat kita merasa bukan berada di sekolah. Yang justru kita rasakan adalah berada di sebuah kawasan wisata di daerah puncak.

Menurut pengelola, konsep pembelajaran di sekolah Peradaban yaitu memadukan segala kecerdasan yang dimiliki anak dengan menggunakan sarana alam sekitar. “Makanya sekolah ini berbeda dengan lainnya, mulai dari bangunan sampai sarana yang ada,” kata guru yang diberi tanggungjawab mengurusi outbound.

Metode pembelajaran di sekolah ini, menurut Budi, para siswa dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan tipe siswa. Anak kinestetik misalnya, tipe anak ini jarang sekali belajar di ruang kelas karena diyakini tidak akan cocok dengan metode balajar di dalam ruangan. Siswa kinestetik akan lebih enjoy jika belajar di alam terbuka tanpa ada batas dinding yang menyekat.

Lain halnya dengan tipe anak bahasa, anak yang memiliki tipe ini lebih suka jika metode pengajaran dilakukan dengan bercerita. Sedangkan untuk tipe anak logik matematik akan lebih suka jika metode pengajaran dilakukan dengan logika berpikir. Setiap kelompok siswa didampingi oleh satu guru wali dan dua guru pendamping.

Para siswa bukan hanya belajar di komplek sekolah, mereka juga diajak berkunjung ke beberapa tempat yang sesuai dengan tema pembelajaran. Misalnya, berkunjung ke peternakan sapi atau kerbau, mendatangi pelabuhan, berkunjung ke stasiun televisi ataupun bercocok tanam di sebuah perkebunan.

Bagi anda para orangtua modern yang meyakini konsep pendidikan di sekolah alam. Dapat mengunjungi sekolah ini untuk mendapatkan informasi lebih jelas. Tak hanya itu, di area sekolah yang didirikan di atas area kurang lebih satu hektar ini, sekaligus bisa dijadikan ajang wisata pendidikan karena anda tidak akan menemukan kesan formal dan tegang di sekolah ini.

Yang ada justru pemandangan rumput yang dikelilingi bangunan sekolah “Tarzan”. Akses menuju lokasi sekolah pun tidak sulit karena berada di pusat ibukota Provinsi Banten yang jaraknya kurang lebih 1 kilometer dari Pusat Pemerintahan Provinsi Banten.


0 Response to "Sekolah “Tarzan” di Kesultanan Banten"