168 Tahun Pabrik Gula Masih Beroperasi [1]


Kepulan asap hitam dari cerobong membumbung tinggi, rel besi membentang sejauh mata memandang, kerbau yang setia menarik gerbong tebu, pesta metikan dan rumah tua. Itulah yang saya ingat tentang pabrik gula (PG) Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.


OLEH ABU HAZIMAH AYU FADIA


Sebelas tahun saya tidak pernah melihat aktivitas pabrik peninggalan Belanda tersebut. Namun, Minggu (21/3/2010), tiba-tiba saya teringat akan pabrik yang usianya sudah 168 tahun. Dalam hati saya bertanya, apakah pabrik gula itu masih beroperasi sampai sekarang. Secepat kilat, saya langsung menghidupkan laptop mungil warna hitam dan browsing dengan kata kunci pabrik gula Jatibarang.


“Ha, masih beroperasi dan sekarang dijadikan wisata juga,” itulak ekspresi saya karena kaget sekaligus bangga setelah mengetahui bahwa pabrik yang didirikan tahun 1842 masih beroperasi. Bahkan, pabrik yang didirikan oleh NV. MIJ TOT EXPLOITILE DER SURKER ONDERNEMING, itu menjadi salah satu objek wisata bernama agro wisata spoor tebue.

Dulu di tahun 1994, saat sekolah di SMPN 1 Jatibarang, hampir setiap hari saya melintasi pabrik tersebut meskipun belum pernah masuk ke dalam pabrik. Pabrik gula ini cukup dekat dengan masyarakat Jatibarang dan sekitarnya, termasuk di daearh kelahiran saya di Desa Wanacala, sekira tujuh kilometer dari pabrik gula. Maklum, dalam setahun pabrik yang dipimpin oleh seorang administrator ini selalu menggelar dua acara besar yang sarat dengan nilai budaya, yaitu metikan dan manten tebu.


Metikan atau memetik biasa digelar pada saat musim panen tebu dengan diramaikan pasar malam, yang berisi aneka hiburan rakyat mulai dari konser dangdut, odong-odong hingga pertunjukan esktrim. Sedangkan manten tebu adalah simbol dari hasil tebu yang meruah dan melimpah. Dalam acara ini panitia mempertunjukan boneka-bonekaan yang terbuat dari batang tebu. Batang tebu tersebut itu didandani mirip pengantin dan diarak keliling kota, setelah itu diadakan walimahan yang dihadiri oleh para pegawai pabrik gula dan dihadiri masyarakat. Tidak tahu persis kapan tradisi ini mulai dilakukan, tapi semasa kecil saya selalu melihat acara ini karena menjadi hiburan termewah ketika itu. ***

0 Response to "168 Tahun Pabrik Gula Masih Beroperasi [1]"