Dua Malam di Pulau Dewata [2]


Meski di Bali, shalat tidak boleh terlupakan. Usai subuh, sekira pukul 06.00 WIB, saya bersama Wakil Ketua DPRD Kabupaten Serang Gembong Rusdiansyah Sumedi , menyewa sepeda dimana kami menginap. Tujuan utama kami adalah melihat suasana pagi di Kuta.

KARNOTO-BALI

Biaya sewa cukup murah Rp 30.000 untuk satu sepeda. Kami pun langsung mengayuh sepeda berkeliling mengitari jalan sepanjang pantai Kuta. Tujuan pertama kami adalah lokasi monumen bom Bali I yang hanya berjarak kurang lebih 25 menit dari hotel Harris.

Saat tiba di lokasi, saya pun menyempatkan berfoto sebagai kenang-kenangan untuk rekan ataupun keluarga. Di pojok daftar nama korban Bom Bali I, tampak seorang lelaki sedang sembahyang menyiprati air ke patung dan memberikan sesajen. Baunya cukup menyengat dan terlihat asap dari patung tersebut.

Dari daftar korban Bom Bali I, paling banyak adalah warga negara Australia. Dari fakta ini wajar jika pemerintah Australia marah kepada Indonesia. Dari tempat pejalan dengan sepeda dilanjutkan ke bibir pantai Kuta. Di sini kami menyempatkan sarapan nasi dari pedagang kaki lima yang sudah nongkrong di salah satu pintu masuk pantai Kuta. Usai sarapan, kami mendekati bibir pantai yang sudah ramai oleh wisatawan baik lokal maupun internasional. Pasir putih dan gulungan ombak menyambut kami dengan bersahabat. Tampak turis bule mondar-mandir tanpa alas kaki dan memakai celana pendek dan baju mini.

Kata orang Bali, turis sengaja berjemur di terik matahari agar kulitnya hitam untuk mengimbangi kulit yang putih kemerah-merahan. Kami pun melepas sandal dan langsung berjalan di atas pasir putih. Sengat matahari pagi membuat tubuh menjadi hangat dan menambah semangat.

Jarum jam menunjukan pada angka 07.30 WIB, saatnya harus kembali ke hotel untuk menuju kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Badung, karena ini adalah tujuan utama untuk mendapatkan gambaran seperti apa pengelolaan wisata di daerah ini sehingga mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).


0 Response to "Dua Malam di Pulau Dewata [2]"