Konsep Istana, Arsiteknya Rasulullah Saw


Sungai di luar benteng Keraton Kaibon, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten, tak sekadar memegang fungsi keamanan tapi bentuk kecerdasan arsitektur kuno untuk kenyamanan para raja. Inilah kesimpulan saya pribadi saat berkunjung ke tempat ini pada awal tahun 2009.

OLEH UMMI FADIA

Kegemaranku terhadap film-film fiksi ilmiah dan sejarah kuno telah memberikan pengetahuan terhadap gaya bangunan istana di zaman dulu. Istana atau yang sering disebut oleh orang luar negeri kastil merupakan bangunan tua yang usianya mencapai ratusan tahun. Pengamatan saya yang didapatkan dari beberapa literatur yang pernah dibaca, ada kemiripan pada konsep bangunan di hampir seluruh istana di dunia. Dimana setiap bangunan istana selalu terdapat tembok yang mengelilingi kompleks istana atau sering disebut benteng. Kemiripan lainnya adalah istana selalu dikelilingi sungai pada bagian luar benteng.

Konsep bangunan seperti ini dalam pikiran saya pasti memiliki tujuan dan kesimpulan saya adalah agar orang luar istana terutama musuh hanya bisa melalui gerbang istana, karena di sekiling istana sudah dikepung sungai yang biasanya menjadi habitat buaya dan binatang buas lainnya. Satu-satunya pintu masuk adalah melalui pintu gerbang yang dijaga oleh prajurit istana. Para tamu kerajaan harus melewati jembatan sebelum masuk ke gerbang utama. Sistem pengamanan istana seperti itu dimaksudkan supaya tidak semua orang bisa masuk ke dalam kompleks kerajaan, dimana raja dan keluarga berada. Selain itu, konsep pengamanan tersebut bertujuan untuk mempersulit musuh yang akan menyarang kerajaan.

Konsep bangunan kerajaan inilah yang saya temukan saat berkunjung ke situs kuno Keraton Kaibon di kawasan Banten Lama, pada awal 2010. Di tempat ini saya menemukan reruntuhan bekas kamar raja yang berbentuk kolam besar, dimana airnya berasal dari aliran sungai di sekitar istana. Keraton Kaibon, menurut guide Mang Ubay, adalah tempat tinggal yang dikhususkan untuk ibu suri (ibunda sang raja-red).

Kenapa kamar raja ada genangan air seperti kolam,” tanya saya kepada Mang Ubay. Menurut Mang Ubay, air dari suangai sengaja dialirkan kebawah lantai kamar raja agar hawa panas bisa diminimalisir. Maklum, kawasan keratin berada di dekat pantai yang cukup panas. “Kalau jaman sekarang mah seperti AC,” kata Mang Ubay. Melihat fakta dan keterangan dari guide, saya mengambil kesimpulan bahwa arsitektur kuno pada jaman kerajaan dulu cukup mengaggumkan. “Sebuah arsitektur yang ramah lingkungan dan mesti menjadi inspirasi bagi kita. Subahanallah, maha suci Allah yang telah memberikan ilmu kepada manusia,” gumam saya setelah melihat bangunan Keraton Kaibon.

Sebetulnya, konsep bangunan istana yang dikelilingi oleh sungai sudah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad Saw yaitu pada bulan Syawal sekira tahun kelima Hijriah. Ketika itu, Muhammad akan diserang oleh musuh saat berada di Kota Madinah. Mendengar kabar tersebut, Muhammad Saw pun menggelar rapat dengan para sahabat untuk menyusun siasat perang yang efektif dan memiliki potensi menang. Salah satu sahabat Rasulullah Saw bernama Salman Al-Farisi mengusulkan agar membuat parit melingkari Kota Madinah, yang kemudian usul ini diterima oleh Rasulullah Saw.

Inilah yang kemudian disebut perang khandaq dimana pasukan yang dimiliki Rasulullah Saw hanya berjumlah kurang lebih 3.000 orang sedangkan musuh mencapai 10.000 orang, jumlah yang jelas tidak seimbang. Namun dengan strategi parit inilah pasukan Rasulullah Saw mendapat kemenangan. Mengenai bagaiman metode membangun parit digambarkan oleh Dr.Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy dalam buku Sirah Nabawiyah yang ia tulis.

Ternyata Rasulullah Saw dan para sahabat lebih dulu menggunakan konsep bangunan yang dilakukan para raja dalam membangun istana atau kerajaan.***

0 Response to "Konsep Istana, Arsiteknya Rasulullah Saw"